Cinta, menurut kamus
bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta adalah rasa sangat suka, sayang
ataupun rasa sangat kasih atau tertarik hatinya. Sedangkan, kasih adalah
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Seperti halnya kisah
Bung Tomo dan istrinya Sulistina yang bertemu pada sebuah rapat, Bung Tomo yang
melihat Sulistina pun tidak mengalihkan pandangannya pada Sulistina.
Dalam bukunya seni
mencinta Erich Fromm, cinta itu terutama memberi bukan menerima. Yang paling
penting dalam memberi adalah hal – hal yang bersifat manusiawi, bukan materi.
Seperti Bung Tomo yang
selalu mengirim Sulistina yang isinya.
“Kalau ada musuh yang
siap menembak, dan yang akan ditembak masih pikir-pikir dulu, itu kelamaan. Aku
dikenal sebagai seorang pemimpin yang baik dan aku adalah seorang pandu yang
suci dalam perkataan dan perbuatan. Pasti aku tidak akan mengecewakanmu.
Seorang pejuang tidak akan mengingkari janjinya. Aku mencintaimu sepenuh
hatiku, aku ingin menikahimu kalau Indonesia sudah merdeka. Aku akan
membahagiakanmu dan tidak akan mengecewakanmu seumur hidupku." tulis Bung
Tomo.
Pengertian cinta juga
dikemukakan oleh Dr. Salito W. Sarwono, bahwa cinta memiliki 3 unsur yaitu
keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah adanya perasaan hanya
untuk bersama dia, segala prioritas untuk dia, dan tak mau pergi dengan orang
lain kecuali dengan dia. Keintiman, adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah
laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi dengan dia, selain itu juga
panggilan formal seperti bapak atau ibu digantikan dengan memanggil nama atau sebutan
sayang dan sebagainya. Kemesraan, adanya rasa kalau jauh atau lama tidak
betemu, adanya ucapan – ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Ketertarikan,
keintiman, dan kemesraan Bung Tomo terdapat pada saat memilih untuk tidak
menghadiri sidang veteran di Nairobi dikarenakan Sulistina tidak bisa ikut
lantaran alasan biaya. Akhirnya undangan itu diberikan kepada kawannya dan
memintanya supaya pesan dan catatannya disampaikan dalam sidang. Bung Tomo suka
menulis surat untuk Sulistina dan selalu memanggilnya dengan panggilan Tiengke.
Kadang dikombinasikan dengan "Tieng adikku sayang", "Tieng
bojoku sing denok debleng", dan "Tieng istri pujaanku". Saking
cintanya pada sang istri Bung Tomo selalu mengajak sang istri berdansa ketika
mendengar music di televisi. Bung Tomo juga selalu membukakan pintu mobil untuk
Sulistina
Dr. Abdullah Nasih
Ulwan mengemukakan, cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong
seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih
sayang, selain itu cinta adalah fitrah manusia yang murni, yang tak dapat
terpisahkan dengan kehidupannya.
Seperti Bung Tomo selalu
mengajak Sulistina kemana pun ia pergi. Kecintaan yang mendalam kepada istrinya
juga ditunjukkan Bung Tomo, yang di mana-mana selalu menyampaikan tentang sosok
perempuan dengan ungkapan "put your wife on a pedestal". Kalau
diartikan "manjakanlah istrimu". Bung Tomo juga tidak setuju dengan
poligami. Sama seperti Bung Tomo, Sulistina juga menolak keras poligami. Ia
bahkan melarang Bung Tomo menghadiri rapat dengan Presiden Sukarno bila di
dalam rapat itu ada Hartini, istri keempat Sukarno. Gara-gara Hartini, Ibu
Negara Fatmawati memilih meninggalkan Istana Negara karena tidak mau dimadu
oleh Sukarno.
Cinta memiliki 3
tingkatan yaitu tingkatan tinggi, menengah dan rendah. Cinta tingkatan tinggi
adalah cinta kepada Allah atau Tuhan Yang Maha Esa. Cinta tingkatan menengah
adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami, dan kerabat.
Sedangkan cinta tingkat rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta
keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Cinta Bung Tomo dan
Sulistina merupakan tingkatan cinta menengah karena mereka adalah sepasang
suami istri yang terikat pernikahan. Cinta Bung Tomo dan Sulistina juga
termasuk cinta tingkat rendah karena Bung Tomo sangat mencintai keluarganya
seperti mendidik kelima anaknya untuk tidak berbohong, bersikap disiplin.
Cinta menurut ajaran
agama ada 6 yaitu cinta diri, cinta kepada sesama manusia, cinta seksual, cinta
kebapakan, cinta kepada Allah, dan cinta kepada Rasul. Cinta diri erat
kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Keberadaan cinta kepada sesama manusia
agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan
manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri
sendiri dan egoismenya. Cinta kebapakan mengingatkan bahwa antara ayah dan anak
– anaknya tidak terjalin oleh ikatan – ikatan fisiologis seperti menghubungkan
si ibu dengan anak – anaknya.
Bung Tomo termasuk
cinta kepada manusia karena sesama manusia karena Bung Tomo berjuang lewat
pidato-pidatonya di radio untuk membakar semangat arek-arek Surabaya melawan
Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia melalui tentara NICA. Cinta Bung
Tomo juga termasuk cinta seksual karena Bung Tomo dan Sulistina di karuniai 5
anak. Selain itu Bung Tomo juga memiliki cinta kebapakan, cinta kepada Allah,
dan juga cinta kepada Rasul karena Bung Tomo yang terkenal dengan pekikan Allahu
Akbar dalam pidatonya yang menggelora itu sangat religius. Ia selalu berusaha
menjalankan perintah agama sebaik mungkin.Setiap hari ia mengajari anak-anaknya
untuk disiplin menjalankan salat, puasa, dan tidak boleh bohong seperti yang
diperintahkan agama.
Kasih sayang menurut
kamus bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta adalah perasaan sayang,
perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Bung Tomo sangat
menyayangi Sulistina ini dibuktikan oleh Bung Tomo karena Bung Tomo selalu
mengirim Sulistina surat romantis yang sudah dibukukan oleh Sulistina yang
berjudul “Romantisme Bung Tomo, Kumpulan Surat dan Dokumen Pribadi Pejuang
Revolusi Kemerdekaan” tahun 2006 lalu.
Kemesraan yang artinya
perasaan simpati yang akrab baik anatara pria wanita yang sedang dimabuk asmara
maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan Bung Tomo
sebelum dan sesudah menikah tidak pernah luntur, Seperti Bung Tomo menatapnya
dalam – dalam, memiliki panggilan sayang untuk Sulistina, mengajak berdansa
ketika mendengar musik di televisi, selain itu juga Bung Tomo juga selalu
membuka pintu mobil untuk Sulistina.
Komentar
Posting Komentar