Cinta, menurut kamus bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta adalah rasa sangat suka, sayang ataupun rasa sangat kasih atau tertarik hatinya. Sedangkan, kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Seperti halnya kisah cinta kasih Bung Tomo dan istrinya Sulistina.
Sutomo atau lebih dikenal sebagai Bung Tomo adalah tokoh
pahlawan nasional dari Surabaya. Bung Tomo lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 di
Surabaya. Sementara Sulistina sang istri, lahir pada tanggal 25 Oktober 1925 di
Malang.
Awal kisahnya, Sulistina yang masih duduk di bangku SMA di
Malang. Sulistina merupakan salah satu dari anggota PMI (Palang Merah
Indonesia). Lalu, Beliau diajak pergi ke Surabaya untuk menolong para pejuang
yang terluka karena perang. Bung Tomo dan Sulistina bertemu di Surabaya.
Sulistina cukup salah tingkah dengan gerak-gerik pria yang saat itu sudah menjadi idola rakyat.
Bung Tomo selalu cari perhatian ketika Sulistina bekerja merawat para pejuang
yang terluka di tenda-tenda pertolongan.
Perjuangan Bung Tomo menaklukkan istrinya tak berhenti
ketika itu saja. Bung Tomo terus merajut romantismenya dalam setiap surat-surat
yang dikirim ketika bertugas keluar kota. Saking ingatnya dengan surat Bung
Tomo, Sulistina pun menulis lagi buku ‘Romantisme Bung Tomo, Kumpulan Surat dan
Dokumen Pribadi Pejuang Revolusi Kemerdekaan’ pada tahun 2006 lalu.
“Kalau ada musuh yang siap menembak, dan yang akan ditembak
masih pikir-pikir dulu, itu kelamaan. Aku dikenal sebagai seorang pemimpin yang
baik dan aku adalah seorang pandu yang suci dalam perkataan dan perbuatan.
Pasti aku tidak akan mengecewakanmu. Seorang pejuang tidak akan mengingkari
janjinya. Aku mencintaimu sepenuh hatiku, aku ingin menikahimu kalau Indonesia
sudah merdeka. Aku akan membahagiakanmu dan tidak akan mengecewakanmu seumur
hidupku." tulis Bung Tomo.
Bung Tomo dan Sulistina menikah pada 19 Juni 1947. Mereka
dikaruniai lima anak. Menjadi istri dari Bung Tomo, Sulistina mengetahui bahwa
Bung Tomo seorang yang keras dalam mendidik anak – anaknya. Ada prinsip yang
dipegang oleh anak – anaknya yaitu kejujuran dan disiplin. Jika sekali saja kedapatan bohong, jangan
tanya hukumannya, sangat keras. Salah satu hukuman Bung Tomo kepada
anak-anaknya jika ketahuan berbohong adalah berpidato di jalan.
Meski keras terhadap anak-anak, Bung Tomo tidak pernah
sekalipun galak terhadap istri. Setelah menikah, perlakuan Bung Tomo pada
Sulistina pun tetap sama seperti ketika masa pacaran. Sang pahlawan kerap
menatapnya dalam-dalam. Ia juga punya banyak panggilan sayang untuk Sulistina,
seperti Tiengke, Tieng adikku saying, Tieng
bojoku sing denok debleng, dan Tieng
istri pujaanku.
Ketika sedang mendengarkan musik di televisi, Bung Tomo selalu
mengajak Sulistina berdansa. Bung Tomo juga selalu membukakan pintu mobil untuk
Sulistina . Ia pun selalu mengajak Sulistina kemana pun ia pergi. Pernah Bung
Tomo diundang menghadiri sidang veteran di Nairobi, Kenya. Tapi ia menolak
berangkat karena Sulistina tidak bisa ikut menyertai lantaran alasan biaya.
Akhirnya undangan yang diperuntukkan bagi satu orang itu
diberikan kepada kawannya. Kepada kawannya itu, Bung Tomo meminta supaya pesan
dan catatannya disampaikan dalam sidang.
Kecintaan yang mendalam kepada istrinya juga ditunjukkan
Bung Tomo, yang di mana-mana selalu menyampaikan tentang sosok perempuan dengan
ungkapan “put your wife on a pedestal”. Kalau diartikan “manjakanlah istrimu”.
Bung Tomo juga tidak setuju dengan poligami. Sama seperti Bung Tomo, Sulistina
juga menolak poligami.
Kisah romantis mereka tidak putus walau Bung Tomo wafat pada
tanggal 7 Oktober 1981 di Mekkah, Arab Saudi. Istri Bung Tomo, Sulistina sangat
terharu atas semua cinta dan perhatian Bung Tomo. Menurut Sulistina terharu
adalah ketika membuka dompet Bung Tomo setelah kepergiannya untuk
selama-lamanya disana terdapat foto Sulistina. Dibawah foto tersebut ada
tulisan “iki bojoku” (ini istriku), dan pada foto lain tertulis “Tien istri
Tomo”. Sulistina hidup 35 tahun tanpa sosok sang suami hingga akhir hayatnya
pada tanggal 31 Agustus 2016.
Menurut saya, cinta kasihnya Bung Tomo dan sang istri Sulistina adalah merupakan salah satu kisah cinta kasih pahlawan yang paling romantis di Indonesia. Karena, Bung Tomo yang merupakan pahlawan paling romantis di Indonesia karena, sangat menghargai perasaan perempuan seperti mencintai istri dan keluarganya hingga akhir hayatnya. Begitu juga dengan sang istri Sulistina, sangat mencintai Bung Tomo walaupun ditinggal selama 35 tahun setelah suaminya meninggal dia tetap setia hingga akhir hayatnya.
sumber: detik.com/kustilah
Komentar
Posting Komentar